Posts

Showing posts from March, 2007

Fa'aina Tadzhabun? (Bagian I)

Image
Sumber: Google Fa’aina tadzhabun?, hendak kemana kita pergi?, begitulah kira-kira terjemah bebas dari frase bahasa Arab yang saya temukan dan kutip dari gerbang sebuah mesjid, tempat persinggahan para pengguna jalan raya, tepatnya di Nagreg. Frase tadi cukup singkat namun akan menjadi renungan yang panjang bagi kita semua yang sama-sama sedang menempuh perjalanan besar di dunia ini. Kemana kita akan melangkah? Mau jadi apa kita kelak? Pekerjaan seperti apa yang kita akan tuju? Pertanyaan-pertanyaan ini, menurut saya senilai dengan ungkapan bahasa arab: Fa’aina tadzhabun? Setelah tamat kuliah, Nah…mau apa kita? Al-Qur’an telah mengingatkan kepada kita untuk memperhatikan dan mempersiapkan hari esok (Q.S Al-Hasyr-18). Bagi kita yang sedang menempuh pendidikan Farmasi, tentunya akan terbayang sebuah aktivitas kelak yang sangat relevan dengan apa yang sedang kita pelajari sekarang. Mungkin kita telah mempersiapkan studi lanjutan Apoteker atau mungkin S-2-nya Farmasi. Sebagian dari

Fa'aina Tazhabun? (Bagian 2)

Image
image ini mungkin punya hak cipta Gantungkan cita-citamu sejauh bintang di langit? Begitu proklamator kita menanamkan spirit akan nilai sebuah cita-cita. Apakah itu cita-cita? Cita sungguhan atau cita-cita-an. Aku ingin jadi peragawati! Aku ingin jadi pilot! Aku ingin jadi presiden! Kira-kira itulah cita-cita. Dan realitanya (diwakili/ditunjukkan) oleh sebuah iklan televise itulah gambaran cita-cita (bagi anak-anak, karena model iklannya bukan kita-kita). Peragawati adalah representasi dari dunia gemerlap bagi kaum hawa dengan segala keindahan liuk tubuhnya berusaha memasarkan suatu produk, dan juga mungkin dirinya… Pilot, simbol kegagahan bagi kaum adam dengan pakaian necisnya, siap mengudara menantang angkasa sana. Presiden, entah kenapa walaupun dari hampir 200 juta penduduk Indonesia ini, rata-rata tiap 5 tahun hanya satu presiden, tetapi anak-anak yang berhasrat ingin jadi presiden adalah tidak sedikit. Simbol apakah gerangan? Entah apa kata-kata yang terlontar sekiranya pro
Sweet Seventen Happy birthday to you!!! Bagi yang pernah melalui usia 17 tahun, mungkin ucapan selamat (greeting) itu begitu impresif, meninggalkan kesan yang serba wuah, sweet seventeen, begitulah orang menamai masa ketika memasuki gerbang 17. Usia 17 biasa diartikan sebagai usia titik awal dewasa dini, yaitu peralihan dari usia remaja menuju dewasa. Walaupun sekarang, Barat telah menambah satu tahun lagi, tepatnya usia 18 tahun, masa yang menandakan kemandirian dan kedewasaan. Dulu film dewasa diberikan warning dengan embel-embel 17 taun ke atas, sekarang rekomendasi film ini hanya diberikan kepada usia minimal 18 tahun. Lagi-lagi di Barat, usia 18 tahun, menandakan kemandirian tersendiri seperti, bebas nge-date, masuk ke diskotik, dan tempat hiburan lainnya. Apakah benar usia 17 atau 18 tahun telah mencapai awal kedewasaan? Yang jelas umur kita kan bertambah sejalan perpindahan detik menuju menit, menit berjalan ke jam menunju hitungan hari, minggu, bulan dan akhirnya tahun. Satu

Picasa Web Albums - ihsan

Picasa Web Albums - ihsan

Picasa Web Albums - ihsan - termenung

Picasa Web Albums - ihsan - termenung

Picasa Web Albums - ihsan - personal

Picasa Web Albums - ihsan - personal

Jangan Buang Sampah Sembarangan

Definisi gampang tentang sampah adalah barang yang sudah tidak bernilai guna lagi. Untuk itu ada recycle , supaya ada nilai guna di dalamnya. Sampah juga identik dengan barang lama, jarang sekali barang yang baru kita beli sontak jadi sampah, kecuali ada  something wrong,  baik dalam proses atau tujuan pembeliannya. Adagium lama, Jangan membuang sampah sembarangan! kayanya masih berlaku. Mengapa tidak, setiap hari kita disuguhi dengan  serakan  sampah. Entah itu ketika membaca koran harian, mendengar janji palsun pemerintah, kilah dan ulah para legislator, petak umpet di penegak hukum, marah-makinya si Bos terhadap budak yang dibelinya,  nggrutu nya bawahan terhadap atasan, provokatifnya media atas satu isu, gosip murahan di TV, lesunya para penumpang KRL dan kopaja, dan bla..bla... lainnya. Semua itu bukanlah barang baru dan jauh dari suatu  value  di dalamnya. Siapa lagi yang menyenangi lagu-lagu para eksekutif, legislator dan yudikatif? basi semua. Siapa lagi yang menaru

akulah si penguasa dunia

Akulah si penguasa dunia, dunia ada dalam genggamanku. Order adalah kerja utamaku. Tunduk sudah semuanya… Jiwa manusia telah kuhitung dengan lembaran… Dan terdokumentasikan dalam account-ku… Akulah sang creator… Perang dapat kucipta. Kesenangan dapat segera terhidang… Kesedihan dan kegembiraan adalah program kreasiku… Orang kaya di dunia ini, hanyalah operatorku… Berhulu dari orderku dan berujung kepada accountku… Tapi aku bekerja sangat invisible. Biar mereka merasakan sanjungan semu (Jakarta, 3 Jan 2006)