Posts

Showing posts from October, 2008

Si Kabayan

Ku Ajip Rosidi Saha urang Sunda anu henteu terang ka si Kabayan? Salian ti jadi tokoh dongéng anu baheula mah sok ditepikeun ku nini jeung aki ka incu, ayeuna mah ditulis jadi buku sarta dijieun filem sagala. Dina majalah basa Sunda sok aya lulucon anu tokoh utamana si Kabayan. Di Banten béjana aya makam anu disebut makam si Kabayan. Wallahu’alam naha enya anu dikubur di dinya téh si Kabayan anu sok jadi tokoh dongéng téa, atawa si Kabayan nu séjén deui. Si Kabayan tokoh dongéng mah fiksi, ngan aya dina hayalan anu nyaritakeun atawa nuliskeunana, jadi mustahil aya bungkeuleukanana nepi ka kudu dikubur sagala. Tapi henteu mustahil kétang sabada dikubur, kakara caritana sumebar bari jeung ditambahan atawa diréka-réka ku ahli carita. Enya henteuna kitu tanwandé kudu dipaluruh heula sacara ilmiah. Si Kabayan téh dipikaresep pisan ku urang Sunda. Buktina nu nyieun carita nu tokohna si Kabayan henteu béak-béak. Bari jeung lamun dititénan pasipatan tokoh si Kabayan téh henteu salilana konsist

Fenomena Politician Actress: Antara Berfikir Sederhana dan Kerinduan akan Perubahan

Oleh: Setiadi Ihsan Untuk satu hal Parpol gandeng artis sudah banyak dibahas dan cenderung ulasannya mengarah kepada adanya indikasi ketidak-pecaya diri-an dari PARPOL dalam menghadapi pertarungan di arena PILKADA. Dengan kata lain parpol dilanda krisis kepercayaan diri. Adalah Di Jawa Barat dan Banten fenomena keartisan begitu kentara, dimulai dari Marissa Haque (Banten), Rano Karno (Tangerang) dan kini di Serang dan Subang dengan munculnya suami goyang gergaji, Saiful Jamil dan sang Jagoan Panji, 'Primus Yustisio' Berbeda dengan Saiful Jamil dan Primus yang digandeng oleh partai politik, maka di Garut, Dicky Chandra tampil berpasangan dengan Ceng Fikri sebagai calon independent. Sampai dengan tulisan ini dibuat, dari berita on-line, Kompas.com, 27 Oktober 2008, pukul 14 Wib, diperoleh perhitungan hasil sementara bahwa dari total perolehan suara sementara mencapai 995.465 suara atau 62,9 persen dari jumlah pemilih sah sebanyak 1.581.504 orang pemilih, pasangan ini tampil seba

Kegiatan Utama Wapres Saat Pembahasan Ekonomi Nasional

Judul e-mail: Kegiatan Utama Wapres Saat Pembahasan Ekonomi Nasional yang dikirim oleh salah seorang rekan kerja, membuat saya tersenyum geli. Bagaimana tidak, dalam gambar yang dikirim teman saya itu, disamping Pak SBY yang sedang tertidur lelap, wakilnya, siapa lagi kalu bukan JK. Padahal dalam event tersebut hadir para kepala daerah dari seluruh provinsi di Indonesia. Berbagai tanggapan pun muncul. Nadanya mirip, penuh dengan guyonan dan lebih jauh dari itu adalah nada-nada sinis akan sikap JK ini. Dan suatu kebetulan, karena e-mail tadi (mungkin) laris sebagai rehat di penatnya suasana kerja, seminggu kemudian saya menerima e-mail yang sama. Percis dengan e-mail sebelumnya penerimanya adalah seabreg alamat e-mail. Dan setelah saya perhatikan lagi ternyata memang kayak lingkaran (siklus) e-mail ini dah termasuk e-mail berantai. Yang menarik di sini adalah respon dari seseorang yang memberikan tanggapan yang lain dari penanggap sebelumnya. Tampaknya penanggap kali ini menerapkan pr

SIAP TEMPUR DI DUNIA KERJA

(Tulisan ini merupakan pengantar dalam kompilasi mengenai Panduan Mencari Pekerjaan) Oleh: Setiadi Ihsan Bye bye dunia kampus, welcome to the real world. Waktunya men-switch mental anak kuliahan menjadi pekerja andal. Mari masuki dunia kerja. (KOMPAS, CyberMedia, 13 Agustus 2007) Ketika aku pertama menginjakkan kaki di kelas kuliah, sudah marak pertanyaan di antara rekan, ”Mudahkah nanti mendapatkan pekerjaan?”. Walaupun institusi pendidikan perguruan Tinggi yang aku masuki adalah kelas wahid untuk ukuran Indonesia bahkan untuk cakupan Asia, namun lingkungan atau dengan istilah Kiyosaki, ’Ayah Saya yang Miskin’ (Poor Dad), telah membenamkan dogma bahwa kesuksesan ditandai dengan sekolah yang tinggi, di perguruan tinggi terbaik dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan terbaik pula, menjadikan otak kami dibawa kepada mimpi ’rendah’ tersebut. Mimpi rendah? Ya, mimpi rendah, setinggi-tingginya karir kita kelak, toch status kita gak beranjak dari penamaan buruh, bekerja untuk orang

Allah Maha Pemberi Rizki

Thanks to Google, Sya harus berterima kasih kepada Larry Page dan Sergey Brin yang telah menumukan serching engine, google. Bagaimana tidak beberapa persoalan dalam berbagai aspek dengan cepat saya dapat mencari tahu dan mengkonfirmasi pada mesin canggih ini. Ya, tentunya melalui internet. Beberapa proyek saya dan teman-teman 'mengandalkan' mesin pencari ini untuk menggali berbagai informasi yang berkenaan dengan proyek tersebut. Demikian juga dengan tuas-tugas official. Untuk pemenhuan ghirah membacapun, banyak terpuaskan dengan google ini. Satu hal yang ingin saya tulis di sini adalah satu dari sekian kecanggihan mesin ini, yang saya yakin para netter, blogger dan peminat internet sudah tahu akan aspek ini. Saat anak sulung saya menanyakan tentang ayat suci Al-Qur'an yang berkenaan dengan rizki, saya kebingungan ketika salah satu ayat yang saya sampaikan disusul dengan pertanyaan, ayat itu terdapat dalam surat apa dalam Al-Qur'an. Ujungnya, google-lah yang bersolusi.

Tugas Hidup

"...Alloh mencipta sesuatu tentu ada maksudnya. Setiap sesuatu ada tugasnya. Langit bagikan atap yang melindungi planet-planet; sel-sel diciptakan untuk menyusun kehidupan; ujan mendatangkan rahmat dan matahari adalah suber cahaya dan panas bagi seluruh dunia ini. Dia diciptak untuk maksud yang berarti sehingga kehidupan ini tidak akan ada tanpanya. Pendeknay, manusia dapat melihat bahwa segala hal yang dapat dan tidak dapat kita hitung di snini memang diciptakan karena suatu sebab yang istimewa. Manusiapun lalu bertanya, jika aku diciptakan dalam dunia yang begitu sempurna dan tida cacat ini dan aku akan mati dalam waktu yang singkat, lalu apa maksud keberadaanku disini?..." (Suara hati, Harun Yahya) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al Mulk, 67: 2) Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya , karen

Nonton laskar pelangi

Terus terang, nonton bukan hobby yg dibelal-belain tuk dilakukan. Seneng iya, tapi tdk sampai teragendakan dg baik. Nonton film di TV rasanya sudah cukup. Itu juga hanya dipengaruhi oleh cuplikan pra tayang dalam momen iklan. Keliatan bagus dan waktunya 'tepat', ya jadilah. Berbeda dengan yg ini. Kepincut dengan baca novelnya, begitu ada info filmnya sudah beredar, sknario nonton pun dimulai. Alasan cukup kuat utk dapat dukungan nyonya, momentum liburan anak. Tepat, film utk anak dan pastinya harus bawa anak. Ada perasaan yg mengganjal istriku gak bisa bareng nonton lantaran masih punya tugas rutin dengan bayinya. Walau ikut keluar rumah, istriku cukup tolerir dan menghabiskan waktu menjelajah buku baru di gramedia. Ngantri, menguatkan kesan bahwa apresiasi terhadap laskar pelangi ini, cukup tinggi. Lagi2 ga berharap banyak karena semua sudah satu paket dalam promosi. Yang mengeuhkan tekad hanyalah rasa penasaran bagaimana cerita menarik divisualisasikan! Weleh2... cut mini, si

siklus

Meneruskan tulisan mengenai 'rehat', stop and try to stop thinking too. Pas banget setelah sebulan berpuasa. Layaknya metamorfosis yang dilakukan serangga, layaknya pergantian kulit dari hewan melata. Puasa dari makan minum, juga anjuran untuk puasa dari kebathilan dan lagho (kesia-sian). Nuansa 'berisi' yg dimunculkan. Berisi kegiatan penuh manfaat seperti harapan hadirnya umat Muhammada saww, jadi rahmat bagi lingkungan sekitarnya. Mengambil sunatullo dari pergantian siang dan malam akibat revolusi, pergantian tahun akibat rotasi dan semua yang berjalan dalam suatu siklik sistematis. Dari puasa sebelumnya, ke puasa sekarang menuju puasa yg akan datang. Semoga Alloh masih memberikan kesempatan. 11 bulan tanpa pantangan dalam tiga material utama: makan, minum dan sex. Kemudian masuk ke dalam pengendalian selama 1 bulan. Katakanla, untuk ketiga pantangan di atas kita dapat melewatinya. Alhamdulillah 'tamat' kata anank-anak kita. Tamat, ya tamat dalam menjalankan

Pesan moral dari Laskar Pelangi

Pelajaran Moral dari Laskar Pelangi Sudah lama baca trilogi dari andrea hirata (yg 1 lagi belum sempat baca), terinspirasi dari salah satu teman yg kebetulan baru baca dan sempat diskusi kocak tentang pelajaran moral dari laskar pelangi, berikut ini saya coba tuliskan pelajaran moral atau pesan moral dari sang penulis. Inilah, sisipan eksplisit, pelajaran moral (PM) begitu sang penulis, Andrea Hirata menyebutnya untuk setiap kasus 'moral' dari Laskar Pelangi . Saya coba urutkan sesuai dengan nomor urutan yang terselip dari segudang nilai moral dalam Laskar Pelangi . Semoga bermanfaat bagi sahabat-sahabat yang tidak cukup waktu membaca novel-nya yang 'wuah!" itu… Pelajaran Moral Pertama "Jika tak rajin sjolat maka panda-pandailah berenang" Dari Kisah Perahu Nabi Nuh yang diceritakan oleh K.A Harfan Efendy, kepala sekolah SD MD Belitong. (Berlatihlah berenang mulai dari sekarang, Bung!) Pelajaran Moral Nomor Dua "Jangan tanyakan nam