Tips Masuk Neraka, Budaya Instant

Jangan dulu heboh dengan judul di atas! tulisan ini tidak ada kaitannya dengan tips, kiat atau trik untuk memudahkan anda masuk neraka. Saya hanya terkesima dengan angka yang ditunjukkan mesin pencari (searching engine) google, ketika menuliskan kata kunci 'tips' ternyata terdapat 673.000.000 hasil atau tulisan yang dapat dilacak oleh google. Angka ini jauh melampaui key word 'sex' yang menunjukkan angka 460.000.000 hasil dan 'seks' sebesar 31.400.000 hasil pelacakan. Angka-angka ini saya dapatkan per tanggal 22 Agustus 2005 jam 09.20 wib. Sebelumnya saya menyangka bahwa kedua key word (sex dan seks) adalah yang terbanyak. Namun pada saat banyak mahasiswa saya yang bertanya tentang kiat-kiat praktis supaya dapat diterima pekerjaan, baik yang berhubungan dengan penulisan surat lamaran ataupun lolos dari wawancara, tergerak juga untuk segera mencarinya di mesin google. Dan di saat mengetikkan kata 'tips' tadi iseng-iseng saya melihat hasil penelusurannya dan hasilnya meruntuhkan dugaan semula.

Bagi saya angka ini menarik untuk diperbincangkan. Ini merupakan suatu fenomena yang ada di lingkungan kita. Apa artinya ini? jujur saya tidak tahu. Hanya sekedar meraba-raba, saya cenderung mengatakan bahwa hal di atas menunjukkan gejala budaya instant yang ada di lingkungan kita. Tidak saja revolusi makanan cepat saji yang disukai, tapi di berbagai aspek kehidupan kita melihat gejala ini. Di dunia pendidikan, mahasiswa lebih menyukai diktat tulisan dosennya dibandingkan dengan menggali dari text books apalagi in english. Demikian juga di bidang kesehatan, ketika saya menuliskan tips sehat, ada sekitar 413.000 hasil pelacakan mengenai tips sehat. Hasil itu berhubungan dengan kesehatan tubuh kita (laki-laki dan wanita), atau tips sehat di dunia kerja. Angka itu belum seberapa kalau dibandingkan dengan aspek ekonomi, saya menuliskannya dengan 'tips kaya'. Ternyata terdapat 1.490.000 hasil penelusuran google. Yang lebih menghebohkan 'tips ML' terdapat hasil penelusuran sebanyak 56.000.000.

Wuah! kalau menengok hukum supplai dan demand, kita bisa menerka bahwa tidak mungkin terdapat penawaran (jumlah tema yang ada) kalau tidak ada permintaan (orang yang berkepentingan dengan tema itu). 'Budaya instant' di lingkungan kita yang menghendaki berbagai hal serba cepat dan praktis bagi saya sangat mengkhawatirkan terutama ketika orang mulai melupakan arti sebuah 'proses'. Hal ini pula yang menyebabkan praktik 'orang pintar' dan perdukunan menjadi booming. Wallohu 'alam

Jakarta, 22 Agustus 2007

Comments

Anonymous said…
kamana wae kang, atuh tos lami teu di update, kumaha dararamang ??, iraha bade jjs tea teh atuh ??
sibuk yeuh...

Popular posts from this blog

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Attitude, Aptitude dan Altitude

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan