Posts

Showing posts from 2019

Metode Pengulangan, Sab'ul Matsani dan Fatihatul dan Ummul Qur'an

Image
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.“   (QS.39: 23) Salah satu ketentuan Allah dalam menurunkan Al-Qur’an sebagai the best hadits , yaitu perkataan atau pelajaran yang terbaik yang disebutkan dalam ayat di atas adalah dengan menggunakan metode pengulangan, yaitu dengan menurunkan ayat yang serupa. Allah kembali mengulang metode ini dalam ayat serupa, dalam redaksi yang berbeda, seperti di ayat di bawah ini. “Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menjelaskan berulang-ulang di dalamnya sebagian dari ancaman, agar mereka bertaqwa, atau agar (Al-

Al-Fatihah" Model Sistem Kehidupan (Pengantar)

Image
Al-Fatihah tentunya merupakan surat dalam Al-Qur’an yang sangat populer. Hal ini dapat dijelaskan bahwa surat ini merupakan pembuka dari Kitab Al-Qur’an dan merupakan bacaan wajib dalam setiap rakaat shalat (bagian dari Rukun Islam) yang kita tegakkan. Dua alasan di atas sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa surat Al-Fatihah merupakan surat yang paling populer di masyarakat muslim. Demikian juga dengan istilah “sistem”, disadari atau tidak, perkembangan teknologi informasi, dan ilmu pengetahuan telah memperkenalkan istilah “sistem” ini. Begitu sering kita diperlihatkan atau diperdengarkan dengan istilah ini. Ketika seluruh aspek kehidupan dirangkum dengan satu akronim “ipoleksosbudhankam”,maka untuk setiap kata dari akronim ini pun sering digandengkan dengan istilah sistem, yaitu: Sistem Ideologi, sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem budaya dan sistem pertahanan dan keamanan. Adalah hal yang menarik, bahwa di tengah kepopuleran keduanya, terdapat nilai yang vital, n

Attitude, Aptitude dan Altitude

Image
Buat saya, adalah kesulitan tersendiri dalam memahami perbedaan kata-kata yang mirip dalam pengucapan namun berbeda, bahkan (biasanya) di antara kata-kata itu mempunyai hubungan. Sebut saja stalaktit dan stalkmit yang berhubungan dengan batuan sedimen. Atau fluoresensi dan fosforesensi yang berhubungan pemancaran radiasi cahaya atau dalam dunia biologi dikenal ada istilah saprofit dan epfit. sumber gambar: google  Nah, yang akan saya bahas ini adalah mengenai 3 kata, yaitu: attitude , aptitude dan altitude . Attitude sering kali diterjemahkan dengan sikap, aptitude disamkan dengan bakat atau kecerdasan dan altitude adalah ketinggian atau kesuksesan. Sepertinya mudah, untuk difahami. Namun pengalaman yang saya alami, sering kali ketika berjumpa lagi, setelah lama tidak menggunakan kata-kata tersebut, kenyataannya sering lupa membedakan satu dari dua kata yang lainnya. Bisa jadi kebiasaan menghafal, bukan memahami, adalah penyebabnya. Sampailah, kepada sebuah kisah tentang

Atas Nama Keluarga Pohon Sengon

Image
Pagi tadi saya mendapat telpon dari seorang ibu, rekan sekaligus senior di lingkungan saya bekerja. Profil ibu ini seorang yang memegang erat budaya Indonesia. Emang ada budaya Indonesia? ada dunk, itu lho yang terkenal dengan kesantunan, ramah tamah dan gotong royong nya! Oh Jawa toch? lho kok Jawa, ya Jawalah kalau yang santun dan ramah. Jadi selain Jawa, ga ramah gitu? wuah saya tersinggung nih, walau ada di Pulau jawa, daerah saya itu terkenalnya bukan budaya Jawa lho. Oh Kamu dari Betawi ya atau Sunda? ya antara dua itulah, dan bukan itu masalahnya, saya ga setuju bahwa hanya Jawa yang santun, itu aja. Emang buat kamu ukuran santun itu apa? ga ngomong kenceng atau keras, gitu? itu mah bukan soal suku lah. Jawa bagian timur, misal, tuch ngomongnya kenceng-kenceng, dan itu lebih dari bakat alam. Maksudnya? ya orang pantai biasanya bersuara kenceng sebagai perimbangan dengan gemuruh ombak yang mereka hadapi dalam keseharian, sebaliknya orang pegunungan yang dijumpai mereka adal

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan

Alhamdulillah sebagaimana saya 'azamkan untuk membuat tulisan hubungan antara surat Al-Fatihah dan Surat Al Fath dalam tulisan sebelumnya , akhirnya selesai juga. Al-Fatihah, sebagaimana sudah dibahas dalam tulisan pertama mengenai Surat Al-Fatihah, berasal dari kata "Fa ta ha" yang juga merupakan akar kata dari surat Al-Fath. Al-fatihah diterjemahkan sebagai pembukaan dan Al-Fath sebagai Kemenangan. Nah, dalam tulisan ini saya akan melihat hubungan surat pembuka (Al-Fatihah) dengan Surat Kemenangan (Al-Fath). Nama lain yang mashur bagi Al-Fatihah adalah ummul kitab , berisikan pokok-pokok dari isi/pesan Al-Qur'an, dan saya melihat adanya gambaran jelas mengenai kandungan Al-Fatihah dalam surat AlFath. Tidak saja kesamaan akar kata Al-Fatihah dan Al-Fath, namun keterhubungan antara permulaan sebuah perjuangan dengan hasil akhir, antara motivasi dan visi, komitmen/usaha manusia dan janji/sunnah Allah. AlFath, yang berisikan mengenai kemenangan dengan terbukanya

Al Fatihah dan Pendidikan (2)

Setelah kita mengenal Pendidikan Tauhid: Ilahiah, Rububiyah dan Mukiyah serta Keyakinan akan sifat Allah (Ar-rahmaan dan Ar-rahiim) , maka Suratul Fatihah mengajarkan kepada kita mengenai pendidikan perilaku. Sifat Arrahmaan dan Arrahiim, yang sering diterjemahkan sebagai sifat kasih sayang Allah, ini menjadi rujukan pertama dalam berperilaku. Kita diharuskan mengembangkan sikap cinta kepada ‘alam, baik antar manusia dan kepada sesama ciptaan Allah. Selain itu Konsep “Hamd”, memberikan ajaran kepada kita mengenai sikap rendah hati , jauh dari sifat sombong, selain mengembangkan cinta kita juga termotivasi untuk mengembangkan sikap toleran , saling menghargai antar sesama termasuk penghargaan atas nikmat yang diberikanNya dalam pengasuhan dan perawatanNya (terkait konsep Rizki, misalnya) yang berujung kepada perilaku tasyakur .     Mari kita lita salah satu ayatNya: ”Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya, dan jika k

Al Fatihah dan Pendidikan (1)

Image
gambar ini diambil dari halaman google Kembali kita ber taddabur dengan Qur’an, khususnya Surat Al-Fatihah. Al-Fatihah yang berarti pembukaan dan juga kemenangan, secara etimologi, mengisyaratkan kepada kita bahwa dengan pemahaman akan pembukaan kitabullah, Qur’an, yaitu Suratul Fatihah, di sana terdapat pengharapan akan sebuah kemenangan. Insyaa Allah penulis akan mencoba melihat arti kemenangan dalam makna etimologis Al-Fatihah dengan Suratul Fath (Surat ke 48) dalam taddabur lain. Sumber tulisan yang menjadi referensi utama adalah skripsi Mhd. Mirza Munandar Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh, yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan dalam Al-Quran Surat Al-Fatihah. Telah dikemukakan dalam tulisan sebelumnya mengenai nama-nama lain Al-Fatihah. Beberapa nama memahamkan kita bahwa dalam Surat Al-Fatihah mengandung pokok-pokok pikiran dari Quran itu

Aroma Cinta dalam kalimah Pembuka

Image
Gambar diambil dari google Engkau perkenalkan diriMu, dengan Yang Maha Rahman dan Rahim. Dalam Rahman-Mu, kau tunjukkan kekuasaan, kebesaran, dan Keagungan-Mu. Dalam Rahim-Mu kau tunjukkan kasih, sayang dan Cinta-Mu. Gemerlap KebesaranMu dalam balutan Cinta. Dalam perawatan-Mu, seluruh alam Kau sinari, dengan Cinta-Mu. soal Rahim-Mu, Kau ciptakan satu model agung. . Ditularkannya dalam sebuah tempat keabadian cinta-Mu, dalam Kuasa-Mu. Berkelimpahan perawatan didalamnya, dalam Kuasa-Mu. Tak ada pamrih, apalagi tipu daya. Mengalir perawatannya, hingga terlahir seorang bayi dalam buaian dan sinaran cinta. Dalam pengaturan-Mu, seluruh makhluk dan semesta ini, tunduk kepada satu aturan, Hukum-Mu. Semua gejala, segala fenomena alam menjadi tanda Kebesaran-MU Itulah Hukum-Mu! tak pernah berubah, sunatullah. Pujian mengalun, satu bukti ketundukan akan sebuah pengakuan. Pujian dipersembahkan, bagia Maharaja Penguasa Alam. Pujian Mengalir kepada-Mu, Al-Hamd. Asmamu-dimula

Al-Fatihah: Dari Nama Ada Makna dan Harapan

Image
What's in a name. Kalimat populer dari William Shakespeare ini saya gunakan untuk mengantarkan tulisan ini. “What’s in a name? That which we call a rose. By any other name would smell as sweet," begitulah lengkapnya dari ungkapan "What's in a name" yang saya fahami bahwa apapun namanya untuk material dan impact yang sama, maka nama tidaklah menjadi hal yang prinsip. Bukan berarti tidak ada kritik atas ungkapan populer tersebut, namun dalam berbagai hal kadang kita terjebak memperdebatkan satu istilah untuk "barang" yang sama. Kadang, justru ketika kita bersepakat mengacu pada satu nama atau istilah, dalam hal kebenaran akan kembali kepada pengalaman, persepsi dan pemaknaannya. Nama saya, contohnya, secara definitif orang tua saya tidak pernah menyatakan penjelasan. Namun, saya mencoba mereka-reka dan akhirnya bermuara pada satu penjelasan. Apakah ini merupakan penjelasan yang sama dengan orang tua saya? Apakah ketika saya berhasil memberikan sebu