Apakah Tuhan Berbicara kepada Manusia?

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

"...Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS 57:4)

Bagi seorang yang mempercayai bahwa Tuhan adalah pencipta makhluk-Nya? tentunya jawaban pertanyaan ini adalah “Iya”, iya Tuhan berbicara kepada manusia.

Kitab suci, sebagai Firman Tuhan, itu sudah menunjukkan bukti. Tuhan sendiri menegaskan dalam alquran bahwa dimana pun anda berada maka di sanalah Tuhan berada[1]. Hal ini menjadi dasar konsep “Ihsan” yang kita fahami sebagai sebuah sikap manusia beriman untuk senantiasa mawas diri dalam kehidupan Ketika percaya bahwa kita selalu menyadari keberadaan Tuhan di mana, kapan, hal apa pun manusia lakukan.

Keraguan akan Tuhan dan segala hal yang berakibat logis dengan keimanan kepada Tuhan, seperti keaslian alquran yang berisikan firman Ilahi, adalah hal yang menyertai manusia. Untuk itu pula Tuhan, Allah SWT, menegaskan mengenai ini bahwa tidak ada keraguan dari kitab suci alqur’an dan ia berlaku sebagai petunjuk bagi manusia, manusia yang bertaqwa, menyadari akan keberadaan Tuhan untuk itu selalu mawas diri (taqwa). Dengan demikian hal yang wajar ketika kita mempertanyakan keberadaan Tuhan. Lagi-lagi Allah SWT memberikan penjelasan dalam QS 2 (Al-Baqarah) ayat 186:

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Terjemah QS 2: 186)

Dalam ayat di atas, menjelaskan kepada kita bahwa Allah senantiasa merespon setiap do’a, panggilan dari ‘abdi-Nya. Disebutkan juga bahwa Allah “dekat”, ini mengonfirmasi QS 57 (AlHadid:4) bahwa Allah senantiasa membersamai kita.

Keyakinan akan hadirNya Allah dalam setiap tindakan kita ini telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau berada dalam gua bersama temannya di tengah kejaran kaum kafir Quraisy sebagaimana dikisahkan dalam Alquran surat At-Taubah (9) ayat 40:

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara/malaikat yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (terjemah QS 9: 40).

Dalam AlQuran, kita mendapatkan banyak informasi bagaimana Allah berbicara kepada makhlukNya. Allah berbicara kepada Ibrahim, Musa, Maryam, bahkan kepada lebah. Melalui kumpulan Firman-Nya, alquran, maka sesungguhnya Allah telah menunjukkan serangkaian firman-Nya, perkataan-Nya, bimbingan-Nya, peringatan-Nya kepada manusia. Respon balik bahwa kita sedang mendengarkan Firman-Nya Ketika kita membaca Alquran adalah bentuk keyakinan bahwa Allah berbicara kepada makhluk-Nya termasuk kepada manusia. Sikap ini pula yang diperlukan untuk menghidupkan alquran sebagai petunjuk dalam hidup ini. Layaknya sebuah komunikasi maka pesan akan efektif ketika berbagai komponen komunikasi terpenuhi, seperti: adanya komunikator, komunikan, pesan itu sendiri, media dan umpan balik. 

Umpan balik, sebagai tanda pemahaman akan sebuah pesan, dalam kasus membaca alquran dapat berupa do'a-doa yang kita sampaikan untuk setiap ayat yang kita baca, tutur kata dan perilaku yang sesuai dengan Firman-Nya dan seterusnya.  



[1] QS 57 (Al-Hadid): 4

Popular posts from this blog

Attitude, Aptitude dan Altitude

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan