Spiritual Seks

Pernah saya mendapatkan nasehat," hidup manusia tidak bisa lepas dari kontrol empat daerah dalam tubuh kita". Mulai dari tubuh bagian atas teman bicara saya tersebut mulai menguraikan tanpa saya minta. Kontrol pertama ada pada daerah paling atas, kepala. Dalam kepala kita ada daerah yang dapat mengontrol kita yaitu apa yang dinamakan otak. Otak sebagai tempat berfikir (logis). Walaupun setelah itu aya mengetahui bahwa otak ternyata dibagi 2 bagian, otak kiri dan otak kanan. Tempat berfikir logis adalah area otak sebelah kiri dan sebelahnya lagi justru lebih ke arah emosional, rasa dan sifatnya jauh dari rasional. Ketertarikan akan seni, keindahan, adalah kontribusi dari otak kanan ini. Orang yang dikontrol dengan kepala, lanjutnya, senantiasa berfikir hitam putih, tegas, punya prinsip dan katanya cenderung egosentris, kurang tepo seliro. Apa yang dikerjakan adalah apa yang menurut dia make sennse. Ketika sesuatu dianggap tidak logis maka dia akan mencoba untuk menghindar. Hidupnya selalu haus dengan pencerahan. Namun sayang ketika bagian atas tubuh ini mengontrol kita secara penuh maka guna mewujudkan keinginan-keinginannya, tidak jarang banyak orang yang menjadi tidak suka. Justru karena kontrol kepala ini maka orang ini jadi bebal akan sikap dan penilaian orang. Asal menurut dia benar tidak peduli apa dampak bagi orang lain. Sikap santun, etis dan laen sebagainya di mata kelompok ini hanyalah 'penghalang' untuk kebebasan mereka dalam mengekspresikan fikirannya.

Kedua, beralih kepada daerah dibawah kepala, tepatnya jantung (heart) yang sering diterjemahkan dalam terminologi Indonesia sebagai hati. Orang-orang yang mengutamakan hati dalam setiap tindakannya berpenampilan halus, santun, empatis dan rendah hati. Dia bisa menyelami apa yang dirasakan oleh orang lain. Relatif accepatble dengan masyarakat sekitar. Tentunya musuh utama kelompok ini adalah kelompok yang disebut pertama. 'Ketololan' dan 'Kemandegan' bisa saja menjadi label kelompok ini dihadapan kelompok pertama. Kenapa? karena kelompok ini lebih mengutamakan 'kedamaian', kompromi dan jalan tengah lainnya dalam setiap problem yang melibatkan orang laen. Tidak nampak ketegasan atau adanya prinsip yang diperjuangkan dari kelompok ini.
Agak 'mblewing' sedikit, konon Nabi Musa adalah sosok yang rasional... Dan pengikutnya, yang kita kenal dengan kaum Yahudi, samapi sekarang mewarisi karakter Musa ini... Sementara ISa, adalah umat yang mewakili golongan kedua. Dengan ajaran cinta kasihnya, Umat Kristiani ini berjalan dengan 'hati' untuk menyelamtkan manusia dari sebutan domba yang tersesat (maaf kalo salah).

Bagaimana dengan Area ketiga, tepat dibawah jantung ada saluran panjang yang bermuara dalam saluran yang lebih besar, itulah pencernaan, dan tampak luar kita sebut dengan nama PERUT. Orang dengan dominasi area ini, lepas dia berfikir rasional atau emosional, sing penting baginya adalah DAHAR, kenyang dan istilah kerennya adalah materialistis. Semua tindakan dan energinya dikerahkan untuk membela diri terhindar dari rasa lapar dan haus. Kadang Kelompok ini berpenampilan kere tapi juga perlente.

Tiba kita pada zona akhir, lagi-lagi turun ke bawah... tepat di bawah perut ada seonngok daging (tentunya dua bentuk, yang membawa kepada penamaan cewek dan cowok. Oke sebut saja sex alias kelamin. Kelompok orang yang hidupnya dipenuhi dengan penghayatan akan kelezatan kelamin pasangannya, seperti tiga kelompok sebelumnya, kelompok ini juga di'drive' oleh tujuan akan zona ini. Tak peduli dia rasional, emosional apalagi materialistis. Bagi kelompok yang disebut di akhir kan posisinya paling dekat dengan daerah sex. Orang rasionalis (mengandalkan kepala) memang agak susah untuk masuk ke zona ini. Bisa diwajari toch jaraknya emang paling jauh dari daerah kelamin.

Wow... ternyata daku dah ngebahas pengaruh jarak antar zona, gak apa-apa lah. Toch ini bukan tulisan ilmiah yang banyak pakemnya hingga tidak menarik bagi para pengguna zona lain selain kepala. Betul, kan? orang yang dapat bertahan di disertasi, mereka adalah yang, maaf... umumnya asosial, berani menderita (gaji minim, berlama-lama di lab atau tempat penelitian, dan juga menapikan kebutuhan si Udin dan Minah... He..he...).

Terima kasih, saya ucapkan ama temen saya tadi yang telah menginspirasi tulisan ini. Dan juga telah mengingatkan akan daku (jangan2 dia sengaja... he..he..) bahwa selama ini aku hidup di sekitar zona ketiga atau keempat (tebak sendiri daerah mana? Bingungkan mulainya dari atas atau bawah?) Never mind lah... toh ini hanyalah sebuah pemikiran. Dan soal benar atau tidak, tergantung si empunya diri, apakah dia mau 'merabanya' dengan zona 1, zona 2, 3 atau zona 4, nah...lhooooo!

Menurut saya pribadi, orang paripurna (insan) adalah orang yang bisa memadukan ke-4 zona secara adil dan proporsional. Tidak ada yang bathil (sia2) Tuhan menciptakan sesuatu. Tiap zona tidak menunjukkan superioritas, tapi berdiiri dalam fungsinya masing-masing. Layaknya suami istri. Peran suami dan istri ada dalam level yang sama. Siapapun bisa jadi kepala rumah tangga. Siapapum biasa jadi pemberi nafkah? siapapun bisa jadi pengatur rumah? Sekali lagi masalah peran....

Jadi bagi yang suka kawin, jangan pesimis dulu dan tidak berarti anda dalam level yang terendah karena posisi kelamin ada di bawah. Ada penyeimbang... Ketika Anda paralel dengan kegemaranmu dapat memaknai kelamin dengan nilai2 sosial, ilmiah bahkan ekonomis. Sex bisa berarti... Spritualitas sex berada pada keadilan anda dalam berbagi dengan bagian atau zona lainnya. Kiranya itu yang dikehendaki Tuhan...

Wallohu 'alam... Kumaha Pak Nahdi?
Ciniru, 23.30 WIB (15 Agust 2007)

Comments

Popular posts from this blog

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Attitude, Aptitude dan Altitude

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan