Reuni di Batawi Istighotsah di Kerkop

Istri saya adalah sosok yang jauh dari hal berbau politik praktis. Jangan tanya konstelasi politik terkini padanya.
Istri saya adalah orang biasa, dengan peran besar atas pengawalan dan penghantaran masa depan anak-anak.

Pa, beberapa temen Ibu banyak yang kecewa ikut istighotsah di Kerkop, celotehnya, menceritakan ulang kejadian di Garut, pas sehari setelah pagelaran reuni 212 di Batawi.

Bilangnya utk umum, tetapi ternyata itu kampanye "partai NU", lanjut si Ambu sambil menceritakan beberapa yg menguatkan cerita temen2 nya termasuk melarang pengibaran bendera tertentu.

Komentar saya kala itu hanya senyum2 sajah. Si Ambu terus berceloteh yang mengarah kepada isue "pembohongan public". Akhirnya, sambil nyetir saya ambil gadget dan saya tunjukkan Kepadanya video dari youtube yang berisikan orasi di reuni 212.

Masih sambil nyetir, mengiringi si Ambu melihat video teesebut, saya sampaikan bahwa Reuni itu sudah dipublikasikan bukan sebagai ajang kampanye.

Ohhh pantes, gumamnya.
Alhamdu lillah si ambu faham.

Salah dua pelajaran dari dua pagelaran di atas adalah bahwa dalam politik, Kebohongan biasa dibalas oleh Kebohongan yang lain dan simbol bahkan praktik keagamaan masih jadi senjata utama kampanye.

Popular posts from this blog

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Attitude, Aptitude dan Altitude

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan