Alquran sebagai Kurikulum Hidup manusia (Bagian 1)

Ciri utama sebuah sistem (linear) adalah adanya transformasi dari masukan (INPUT) menjadi keluaran (OUPUT). Manusia, sebagai komponen utama dalam kehidupan akan bertransformasi. Seperti apakah transformasi manusia dalam kehidupan di dunia ini? Apa alat utama (main tool) bagi manusia yang menyebabkan manusia bertransformasi?

Baiklah, untuk menjawab pertanyaan pertama, penulis sudah menguraikan pada saat pembahasan dalam koponen INPUT, bahwa manusia terbagi dalam dua bagian utama, yaitu keberadaan manusia secara material (fisik/jasmani) dan immaterial (non fisik/spiritual). Maka, kedua bagian inilah yang harus bertransformasi. Sementara itu untuk main tool yang menyebabkan manusia bertransformasi adalah sebuah kurikulum hidup, sistem ajaran Ilahi yang menjadi pandangan, pedoman, dan dasar dari manusia berkehidupan, yaitu Alqur’an.

Untuk memahami komponen proses terkait dengan AlFatihah: Model Sistem Kehidupan Muslim, penulis dapat menyajikan sebuah contoh, yaitu proses kita belajar di sekolah atau di bangku kuliah. Misal, untuk sebuah perguruan tinggi, sumber daya utama sebagai bahan INPUT adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mereka inilah yang akan memasuki PROSES di perguruan tinggi dan bertransformasi menjadi Sarjana (OUTPUT), sesuai dengan program studi yang diambil. Proses yang terjadi adalah pembelajaran, yang telah ditentukan tujuan, bahan ajar (silabus), metode dan evaluasi pembelajaran itu sendiri termasuk kualifikasi pengajar yang terlibat. Seperangkat pembelajaran tersebut bisa disebut dengan Kurikulum. Sebuah kurikulum juga memuat konsep, landasan, fungsi dan pengembangan. Secara umum konsep pembelajaran adalah menghendaki adanya perubahan ada peserta didik (sebagai INPUT) baik dari aspek pengetahuan, keahlian, dan sikap mental. Suatu kurikulum tidak akan berfungsi dengan baik, ketika tidak disertai dengan proses komunikasi, yaitu antara pihak penyelenggara, pengelola dan peserta didik.

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin “curir” yang berarti pelari dan “curere” yang berarti tempat berpacu. Secara istilah, kurikulum dapat diartikan sebagai trek atau wahana yang harus diikuti seseorang untuk mencapai tujuannya. Pengertian lain kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19).

Allah sebagai khaliq (pencipta) selanjutnya Allah Swt-lah yang merawat, melakukan pengasuhan, penyediaan rezeki, pembinaan dan membuat aturan (Ad-diin) bagi makhluqnya, sehingga semuanya berjalan sesuai dengan tujuan penciptaanya. Inilah manifestasi dari Allah sebagai Rabb.

Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk. (QS 20:50)

Ilustrasi sederhana adalah ketika kita menciptakan sebuah sistem usaha, katakanlah membuka restoran, maka kita telah menyiapkan serangkaian aturan yang menjadikan restoran yang kita bangun ini meraih keuntungan. Dengan aturan yang kita buat maka semua karyawan akan bekerja sesuai fungsinya masing-masing. Bagian marketing, misalnya akan senantiasa bekerja mempromosikan restoran untuk menghadirkan pelanggan. Bagian pembelian, mereka akan menyiapkan bahan-bahan untuk diolah menjadi makanan, sementara bagian koki dan crew-nya bertugas membuat sajian terbaik. Para pemandu tamu akan melayani tamu restoran dengan ramah dan membuat mereka nyaman dapat menikmati hidangan, demikian juga ada sejumlah karyawan yang bertugas membersihakn peralatan masak dan makan agar senantiasa siap duntuk digunakan kemudian.

Untuk satu kreasi besar, penciptaan bumi dan langit beserta isinya, adalah hal yang tidak mungkin Allah tidak menyiapkan aturannya. Inilah makna dari rabb al-alamiin.

Bagi manusia, tatanan kehidupan adalah ad-diin. Biasa dikenal dengan Dinul Islam atau Agama Islam. Dan tatanan ini, berlaku bukan baru dimulai dari Nabiyullah Muhammad Saw, namun semenjak manusia diciptakan.  

Inilah dasar pertama, bahwa Allah untuk setiap ciptaannya telah disediakan petunjuknya. Adapun Al-Qur’an wahyu Allah sebagai petunjuk (hudan) bagi keselamtan manusia. Hudan, berkaitan dengan ashiratal mustaqiim (jalan yang lurus), yaitu diinan qiyaman (agama yang lurus), inilah Al-Islam, sebagaimana Allah berfirman:

Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik" (QS 6:161)

Dinul Islam, adalah “agama” yang menyeru kepada keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka? (QS 40:41)

Allah sendiri yang membukakan petunjuk bagi manusia untuk memasukinya.

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam…” (QS 6: 125)  

Untuk mendapatkan bimbingan Alquran ini, maka landasan keimanan dan ketundukan menjadi syarat utama sebagai peserta “kelas khidupan”. Allah berfirman:

“dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS 22: 54)

Dalam ayat ini kita bisa memahami bahwa landasan keimanan dan ketundukan adalah keilmuan.

Selanjutnya Allah menghendaki manusia untuk memasuki Diin Al-Islam secara kaffah dengan landasan ilmu yang membuahkan keimanan dan ketundukan.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS 2:208)

Dalam Buku Al-Fatihah: Model Sistem Kehidupan Seorang Muslim, dibahas tiga bagian utama, yaitu: Alquran sebagai kurikulum, Implementasi Tugas dan Fungsi Manusia, serta hubungan INPUT dan PROSES.

Alqur’an sebagai kurikulum mempunyai beberapa aspek yang dapat dirangkum dalam gambar di bawah ini.


Fungsi Alqur’an, sebagaimana alquran menjelaskan sendiri adalah sebagai:

  • Petunjuk untuk Manusia (2, 185; 3:4); Orang beriman (16:64, 41:44); Kaum Muslimin (16:89); Orang yang Bertaqwa (2:2, 177, 3:138); Orang yang berbuat baik – Muhsinin (31:3)
  • Penjelas (2:185, 3:4, 14:52)
  • Sumber hukum (2:213, 16:64, 5: 44, 45, 47, 13 : 37, 2:229)
  • Al-Furqan, pembeda yang haq dari yang bathil (2:185)
  • Rahmat (10: 57, 16:64, 89, 17:82)
  • Asyyifa/Obat/Penawar (10: 57, 17:82, 41:44)
  • Peringatan (7:2, 38:87-88, 54: 17, 22, 32)
  • Pelajaran/Kabar gembira bagi orang beriman (7:2, 27:2, 17:9)
  • Kabar Gembira (16:89)
  • Menjelaskan sesuatu atau Solusi bagi masalah (16:89, 7:2)
  • Cahaya (24:35, 42:52, 64:8)
  • Hujjah/Burhan (21:24)
  • Hikmah (2: 129, 3:81, 17 : 39, 31 : 02)
  • Sejarah (24:34)

 Adapun identitas atau status Al-Qur’an adalah:

  • Kitab (2:2, 41: 44, 44:3)
  • Mulia (56:77)
  • Sempurna – Tammat kalimatu (42:52, 5:3)
  • Benar (shidqan/haq)  (2: 147, 3:60,  6:115, 2:213, 22:54, 35:24)
  • Adil ( ‘Adlan) (6:115, 50:29)
  • Terperinci (6:114)
  • Nyata/Mubinan/Menerangkan (2:213, 5:15, 6:59, 10:61, 27:1, 44:2)

 

Insyaa Allah, dalam bahasan selanjutnya kita akan lanjutkan mengenai topik dua poin transformasi yang merupakan manifestasi dari tugas dan fungsi manusia sesuai dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri.


Garut, 8 Agustus 2021

Popular posts from this blog

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Attitude, Aptitude dan Altitude

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan