AlQur'an adalah HADITS Terbaik

Oleh: Setiadi Ihsan

Ketika ditanya tentang seputar tauhid, Umat Islam di seluruh dunia sepakat akan mengatakan kira-kira seperti ini: Bahwa hanya satu Tuhan yang wajib diimani dan disembah, Dialah Tuhan yang Esa, Allah. Namun ketika umat Muslim, khususnya di Indonesia, ditanya tentang sumber hukum dalam Islam, mereka akan menjawab Al-Qur'an akan ditempatkan di urutan pertama, menyusul adalah hadits (shahih), Ijma' dan Qiyas.

Hal ini yang membuat saya mencoba menuliskan risalah ini adalah alih-alih kita bertauhid, "la ilaah illa Allah", beriman hanya kepada Allah, yang telah menyatakan bahwa: Al-Haq Min Rabbik, Kebenaran datang dari Tuhanmu, namun patutkah kita mencari sumber kebenaran lain. 

Dalam tulisan ini saya hanya akan menyoroti "sumber hukum" penurut menurut versi mayoritas muslim yaitu: Al-Qur'an. Bagaimana Al-Qur'an menjelaskan identitas, fungsi dan keudukannya.

Untuk Identitas Al-Qur'an, saya telah menyajikannya dan dapat dibaca dalam link berikut ini:

Identitas dan nilai guna Al-Qur’an (1), Identitas dan nilai guna Al-Qur’an (2), Identitas dan nilai guna Al-Qur’an (3), Identitas dan nilai guna Al-Qur’an (4), dan Identitas dan nilai guna Al-Qur’an (5).

Kita sepakat untuk menempatkan Al-Qur'an sebagai sumber hukum "tertinggi". Dalam kaitnnya dengan sumber hukum kedua, yaitu: Hadits, justru ini pula yang menarik bagi saya, ketika Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an sendiri adalah Hadits (perkataan, keterangan, di terjemahan lain sebagai berita). Lepas dari definisi Hadits sebagai perkataan dan perilaku yang disandarkan kepada Nabi Muhammd, saya katakan sekali lagi, penamaan Hadits juga disandarakan kepada Al-Qur'an, sesuai firman Allah.
Mari kita simak ayat pertam dalam Surat Al-Imran ayat 185:

[7:185] Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada HADITS (perkataan) manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Qur'an itu?

Dalam ayat di atas, setelah Allah mempertanyakan kepada manusia mengenai apa yang ada di langit dan di bumi sebagai ciptaan-Nya, yang tentunya semua tunduk kepada Sang Pencipta. Selanjutnya Allah "menantang" kepada manusia dengan bertanya kepada HADITS mana lagi mereka akan beriman setelah Al-Qur'an? Secara tidak langsung Al-Quran dipandangan-Nya sebagai Hadits-Nya. Kalau bukan kepada Hadits-Nya (yaitu Al-Qur'an) kepada Hadits mana lagi?

Senada dengan ayat di atas, juga Allah mengulangnya dalam QS Al-Mursalaat ayat 50:

[77:50] Maka kepada HADITS (perkataan) apakah sesudah Al Quraan ini mereka akan beriman?
Dalam terjemah DEPAG RI, bahkan perkataan "Hadits" jelas-jelas diterjemahkan sebagai Al-Qur'an dalam ayat 111 Surat Yusuf.

[12:111] Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an (teks Qur'annya adalah HADITSAN) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Sangat jelas,kata HADITSAN dalam ayat ini bukan merujuk kepada hadits yang dipercayai oleh sebagian besar muslim saat ini, tapi merujuk kepada AL-QUR'AN.

Mari kita simak ayat lain dalam Al-Quran yaitu Surat Luqman ayat 6

[31:6] Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan HADITS (perkataan) yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

Hadits dalam ayat ini diterjemahkan sebagai perkataan, perkataan yang tidak berguna dari manusia. Jelas bukan Qur'an, dengan maksud menyesatkan manusia dari jalan Allah dan menjadikan Allah sebagai olok-olok. Apakah orang seperti itu ada di zaman kiwari?

Dalam ayat selanjutnya, Allah secara tegas berfirman bahwa Al-Qur'an adalah HADITS (perkataan) TERBAIK.
[39:23] Allah telah menurunkan HADITS (perkataan) yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.

Dalam ayat di atas jelas sekali Allah menegaskan Qur'an sebagai HADITS terbaik, yang konsisten (DEPAG RI menerjemahkannya sebagai serupa) dan berulang2 (terjemahan untuk kata Matsaaniya, di versi lain adalah menunjuk kepada 2 jalan). Selanjutnya ditegaskan bahwa AlQuran sebagai PETUNJUK ALLAH.

Ketika Allah telah menjelaskan Al-Qur'an sebagai THE BEST HADITS, HADITS TERBAIK, kiranya kita seharusnya sudah tidak memerlukan lagi HADITS lainnya.
Namun demikian, mari kita lanjut tentang ALQur'an berbicara tentang HADITS.

Berikutnya adalah QS Al_Jaatziyah ayat 6.
[45:6] Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan HADITS (perkataan) manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya.

Lagi-lagi Allah menantang manusia, setelah Allah tegaskan tentang ayat-ayat Allah (Al-Qur'an?), dengan HADITS (perkataan) manakah lagi manusia akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. (kalam Allah dan keterangan-keteranganNya, tiddak diragukan inilah Al-Qur'an).

Dan Allah pun melanjutkan tantangaNya dalam QS Ath-Thuur ayat 34:
[52:34] Maka hendaklah mereka mendatangkan HADITSIN (kalimat) yang semisal Al Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar.

Seperti telah dikutip QS 31:6, terdapat orang-orang yang suka menggunakan HADITS lain untuk menyesatkan manusia. Allah, Justru dalam QS Al-Kalam ayat 44 justru disinggung keberadaan orang-orang yang justru MENDUSTAKAN HADITS (dalam hal ini Al-QUR'an, tarjamah versi DEPAG RI) dan Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad, bagaimana menyikapinya.

[68:44] Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan HADITS-perkataan ini (Al Qur'an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.

Mengenai keberadaan orang-orang yang suka mengadakakan perkatan-perkataan yang tak berguna, guna mmperdaya manusia dan Allah juga menegaskan dalam beberapa ayat berikut ini:
[6:112] Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)499. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

Perkataan-perkataan yang indah disebutkan dalam istilah Al-Qur'an dengan "jukhrufal qauli", bukan HADITS, dengan maksud menipu, dan perbuatan mereka yang mengada-ngada, dengan target orang-orang yaang tidak beriman menerima kepada hari akhir apa yang mereka ada-adakandan mengekspos keyakiannnya, seperti dijelaskan dalam ayat selanjutnya:
[6:113] Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan (mengekspos) apa yang mereka (syaitan) kerjakan (yakini).

Berikutnya, kembali Allah mengingatkan mengenai kepatutan dalam mencari HAKIM selain Allah, dan Allah tegaskan padahal Allah telah tegaskan bahwa Allah telah menurunkan Qur'an? Dan Allah tegaskan pula Quran yang TERPERINCI. Untuk alasan ini pula Allah ingatakan jangan sampai kita menjadi RAGU-RAGU. Semua ini tercantum dalam lanjutan ayat di atas, seperti saya kutipkan terjemahan versi DEPAG RI.
[6:114] Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Quraan) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quraan itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.

Di sinilah, seperti yang saya sampaikan diatas mengenai sumber hukum, Allah mengingatkan kenapa lagi harus mencari HAKIM (subyeknya, produknya adalah HUKUM) selain ALLAH, padahal HAKIM tertinggi telah menurunkan produk hukumnya yaitu AL-QUR'AN. Sebagai orang beriman, sampai ayat ini semoga kita sudah mulai tercerahkan mengenai SUMBER HUKUM bagi manusia termasuk umat ISLAM.

Allah menegaskan ulang tentang Al-QUAN sebagai sumber hukum, tidak hanya disebutkan terperinci (mufasholan) tetapi juga sebagai KALAM, PETUNJUK yang SEMPURNA, KOMPLIT (Tammat Kalimatu), BENAR (SHIDQAN) dan ADIL ('ADLAN).
Perhatikan ayat selanjutnya dari ayat di atas,seperti saya kutipkan berikut ini:
[6:115] Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quraan) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.
Kesempurnaan Qur'an dijelaskan dalam ayat lain bahwa ALLAH tidak pernah melupakan satupun atau luput dariNya. Semua sudah termaktub dalam Kitab-Nya, AlQur'an.

Berikut kutipan ayat tersebut masih dalam Surat Al-An'am.
[6:38] Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

Dalam ayat lain, Allah menguatkan,menyempurnakan (yuhkimu) ayat-ayatnya:
[22:52] Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Sekarang, terang benderang bagi kita bahwa Al-Quran yang dijadikan sebagai HADITS-nya merupakan HADIST terbaik dibanding perkatan-perkataan lain yang mengada-ngada, dimaksudkan memperdaya manusia dari jalan Allah, Qur'an yang sempurna, komplit, terperinci, tak ada yang terlewatkan sebagai sumber hukum.

Billahi fii sabililhaq.

Jakarta 28 Oktober 2016

Popular posts from this blog

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Attitude, Aptitude dan Altitude

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan