Baju Taqwa

QS Al-'Araf ada yang menamakannya sebagai "Surat (untuk) Anak-Cucu Adam", oh...ternyata setidaknya ada 4 ayat dalam Al-Qur'an (QS 7:26, 7:27, 7:31 dan 7:35) yang dimulai dengan seruan kepada anak-cucu Adam, "Ya banii Aadam!"

QS 7:26 dan 7:31, berbicara tentang libaasan: baju/pakaian. Telah diturunkannya (anzalna) atas anak-cucu adam pakaian sebagai penutup aurat dan perhiasan yang diakhiri dengan nilai "baju taqwa" sebagai pakaian yang lebih baik. Saya kira...baju takwa yang dimaksud, bukan baju koko atau gamis sebagaiman kita kenal. Dalam satu versi terjemah, dengan menjelaskan keterkaitan dengan ayat lain, "libasan": baju/pakaian diterjemahkan dengan level yang lebih rendah (lower level). Ini berarti menggunakan "segala yang ada di bumi" (terjemahan: riiysan, orang sunda menyebutnya riasan, alias perhiasan), tidaklah terlarang! sebagaimana dijelaskan dalam QS7:32, di sana (tempat diturunkannya Adam...anak-cucu adam ke bumi), segalanya  dapat dimanfaatkan dan dapat digunakan untuk nilai estetik (QS 3:14).

Bagaimanapun yang paling berharga nilainya adalah KETAAATAN (Takwa) dalam mengikuti hukum Allah. Dengan dibandingkannya "baju" sebagai perlindungan dan perhiasan diri dengan ketakwaan, maka dalam ayat 31, ketika diseru untuk memakai pakain menarik/bagus ketika bersujud/ menunjukkan ketundukan, maka bisa jadi berarti mempersiapkan ketundukan yang tulus, dengan catatan tidak berlebihan. Allah tidak menyukai orang yang melewati batas. Kata Ketundukan (taqwa) juga menjadi kata kunci pada ayat 35, untuk seruan untuk tunduk, mengikuti seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah. Dan untuk orang yang menyatakan ketundukan (taqwa) dengan terus berbuat baik untuk dirinya dan kehidupan sosial secara konstruktif dan sehat, maka pada anak-cucu adam ini tak ada lagi mengenal rasa takut dan nelongso.

Nah, dalam mencapai derajat "baju taqwa" inilah, dalam ayat 27, anak-cucu adam diingatkan untuk waspada jangan sampai tertipu oleh ulah syaithan yang juga telah berhasil menipu nenek-moyang kita (Adam) menanggalkan "baju ketaqwaan"nya dan memperliatkan ketidaksempurnaannya (level terendah, may be) sampai dikeluarkannya Adam dari Surga. Dan Allah menegaskan bahwa syaithan adalah kawan, pengarah dan pemimpin bagi anak-cucu Adam yang tidak menyukai tegaknya hukum Allah...

Wallohu'alam

Jakarta,
Sept 2018

Popular posts from this blog

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Attitude, Aptitude dan Altitude

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan