Identitas dan nilai guna Al-Qur’an (1)

Al-Qur’an sebagaimana kita fahami adalah Wahyu Allah Swt yang disampaikan kepada Khataman Nabiyin, Rasulullah Muhammas Saw. Kata wahyu berasal dari kata Arab al-wahy, kata ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti suara, api dan kecepatan. Namun kata wahy tersebut juga dapat berarti bisikan, isyarat, tulisan dan kitab [Harun Nasution, Akal dan Wahyu Dalam Islam (Jakarta, UI-Press 1986) hal. 15]. Wahyu Allah ini tidaklah hanya disampaikan kepada para Nabi, tetapi juga kepada bumi (QS 99:5),  lebah (16: 68), langit-As-samaa a (41:12), malaikat (8:12).

Identitas Al-Qur’an adalah sebagai KITAB, sebagaiman salah satu pengertian wahyu seperti dijelaskan di atas. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Albaqarah (2) ayat 2:
KITAB ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

Sebagai sebuah kitab (buku), laksana buku yang kita baca, Al-Qur’an terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian yang disebut surah (114 surah) dan ayat (lebih dari 6000 ayat).
Allah menyatakan dengan frase TIDAK ADA KERAGUAN mengenai Al-Qur’an sebagai WAHYU-Nya. Lawan dari keraguan adalah keyakinan, dengan demikian dituntut sebuah keyakinan terhadap kitab (Al-Qur’an).  Berikutnya adalah Nilai guna Al-Qur’an sebagai PETUNJUK, guidance, pedoman bagi orang yang bertakwa. Orang yang menyatakan ketakwaannya maka otomatis dia menyatakan keyakinan (menafikan keraguan) akan firman Allah tersebut. Keyakinan dan keimanan akan Al-Qur’an ini juga menjadi ciri orang bertakwa:
“dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS 2:4).

Dalam ayat QS 2:4 ini pula orang bertakwa dituntut mengimani Kitab sebelum Al-Qur’an yang diturunkan kepada para Nabi/Rasul sebelum N. Muhammad. Di ayat lain dijelaskan bahwa Al-Qur’an adalah Kitab yang membenarkan Kitab2 Allah sebelumnya (antara lain QS. 2: 91, 2: 97, 3:3). Dalam QS 10: 37 kembali ditegaskan: 
Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.”

Tentang KERAGUAN, Allah meyakinkan kita bahwa Kebenaran (al-Haq, Qur’an) datang dari Allah Swt, maka janganlah kita dalam keadaan ragu (QS 2:147). Namun demikian Allah juga memberikan KEBEBASAN kepada kita untuk MENGIMANI atau KAFIR terhadala Al-Qur’an (QS 18:29).
Untuk itu, Allah menantang manusia yang mencari kebenaran selain daripada kebenaran yang datang dari Allah:
Maka patutkah aku mencari hakim selain Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Alquran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Alquran itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu (QS al-An’am [6]: 114).

Jakarta, 1 Desember 2015


Popular posts from this blog

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Attitude, Aptitude dan Altitude

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan