Nonton laskar pelangi

Terus terang, nonton bukan hobby yg dibelal-belain tuk dilakukan. Seneng iya, tapi tdk sampai teragendakan dg baik. Nonton film di TV rasanya sudah cukup. Itu juga hanya dipengaruhi oleh cuplikan pra tayang dalam momen iklan. Keliatan bagus dan waktunya 'tepat', ya jadilah.

Berbeda dengan yg ini. Kepincut dengan baca novelnya, begitu ada info filmnya sudah beredar, sknario nonton pun dimulai. Alasan cukup kuat utk dapat dukungan nyonya, momentum liburan anak. Tepat, film utk anak dan pastinya harus bawa anak. Ada perasaan yg mengganjal istriku gak bisa bareng nonton lantaran masih punya tugas rutin dengan bayinya. Walau ikut keluar rumah, istriku cukup tolerir dan menghabiskan waktu menjelajah buku baru di gramedia.

Ngantri, menguatkan kesan bahwa apresiasi terhadap laskar pelangi ini, cukup tinggi. Lagi2 ga berharap banyak karena semua sudah satu paket dalam promosi. Yang mengeuhkan tekad hanyalah rasa penasaran bagaimana cerita menarik divisualisasikan!

Weleh2... cut mini, si bu mus trnyata bermain dg baik. Walo banyak yg bertanya2 knp saya menaruh perhatian khusus dg cut mini ini, pokoknya saya ng-fans! Gile, cing! Ngefans itu buta. Emang cinta aja yg buta! Demikian juga karakter ikal dan mahar serta lintang cukup dominan dalam film ini. Sekaligus menyadarkan bahwa keleluasaan novel tdk bisa dibandingkan dengan film. Dalam film dengan duasi yg telah ditentukan akhirnya menyugukan pilihan sang sutradara utk menonjolkan beberapa karakter di anggota laskar pelangi. Walau demikian, saya puas..puas..puas.

Salut bagi sang sutradara yg berani menambah atau menyisipkan alur lain dari novel aslinya yang menampakkan 'benda' lain dari benda asalnya. Dampak yang terjadi saya seolah menikmati karya yang serupa tp tak sama. Karya Andrea Hirata dan Riri, dkk...

Garut, 8 Okt 2008

Popular posts from this blog

Attitude, Aptitude dan Altitude

Risalah Kebohongan: BAB II — KECELAKAAN BESAR BAGI PARA PEMBOHONG

Al Fatihah dan AlFath: Membuka Kemenangan